Untuk Anakku, Yang Akan Menerima Pinangan


Anakku, tidak terasa ya, usiamu sudah beranjak dewasa. Ya, sudah dewasa, Ibu rasa. Hingga akhirnya, Ibu mendapati seorang lelaki yang datang menyampaikan niat baiknya.

Bohong, jika tidak ada rasa sedih dalam hati Ibu. Ya, sedih. Anak perempuannya, yang biasanya masih bisa bebas dipeluk, ditelepon, digangguin oleh ibunya, setelah kalimat akad tiba sudah bukan 100% milik ibu lagi.

Bohong, jika tidak ada rasa khawatir dalam benak Ibu. Ya, khawatir. Anak perempuannya, akankah Ibu serahkan kepada lelaki yang tepat? Anak perempuannya, akankah bisa disayangi sebagaimana Ibu tak pernah terpikir apapun kecuali sayang kepadanya. Anak perempuannya, akankah bisa diterima baik, sebagaimana Ibu selalu memaklumi segala kurang yang ada.

Bohong, jika tidak ada rasa ragu dalam merestui keputusanmu itu, Nak. Ya, ragu. Anak perempuannya, apakah sudah siap menerima babak baru kehidupan bersama keluarganya kelak. Anak perempuannya, apakah sudah siap menjalani lika-liku uji bersama pasangan serta buah hatinya. Anak perempuannya, apakah sudah siap mengemban amanah yang tak ringan, yang pertanggungjawabannya dunia akhirat itu?

Tapi, Anakku…

Ya, kamu tau kan, tak henti doa Ibu untukmu. Tak lepas, istikhoroh Ibu demi kemantapan hatimu, juga hati Ibu. Tak lelah, lisan ini berdzikir, agar Allah selalu limpahkan berkah, pada keluarga kita, juga pada keluargamu kelak.

Ya, kamu tau kan, Ibu sudah siap melepasmu. Ibu sudah yakin dengan pilihanmu. Ibu sudah percaya, bahwa kamu telah cukup dewasa mengambil keputusan dalam hidupmu.

Ya, kamu tau kan, Ibu tetap akan ada di belakangmu; dalam doa dan sujud malam ibu yang tak terputus demi kamu bahagia bersama hidupmu.



Dan kamu tau kan, kamu, dan suamimu nanti, adalah anak Ibu. Ya, anak-anak ibu. Jangan pernah sungkan untuk berkisah tentang keluargamu. Karena itu akan menjadi cerita pelipur rasa sepi yang mungkin singgah dalam hati ibu nanti. Jangan pernah enggan berkunjung bersama suami dan anak-anakmu, ya ke rumah ibu, ke rumah kecil kita ini. Karena itu akan menjadi penenang hati, pengobat rindu yang pasti hadir bahkan beberapa saat saja setelah kamu melangkah keluar rumah ini bersama separuh sayap hidupmu itu.

Ya, anakku..
Aku tau, kamu sudah siap dengan episod barumu. Restu ibu, untukmu. Untuk kalian. Semoga Allah meridhoi selalu. 

Comments

Popular posts from this blog

Terlalu Banyak Alasan #Day1

Biasakan Hal ini, Masalah Akan SELESAI!

Alasan Tidak Bahagia