Biasakan Hal ini, Masalah Akan SELESAI!


Siapa yang tidak pernah mendapat masalah dalam hidupnya? Tentu semua kita pernah mengalaminya. Namun, pernah tidak, kita berada di kondisi tenang, padahal masalah datang bertubi-tubi di dalam kehidupan kita? Sebaliknya, kita pun pasti pernah mendapati masalah "remeh temeh" tapi pusingnya tujuh keliling, seperti orang yang sudah paling menderita sedunia. 


Apa yang membedakan keduanya? Yang membedakan adalah pada ILMU. Seberat apapun masalah, jika tau ilmunya, maka tak akan jadi masalah. Seringan apapun masalah, tapi kalau kita tidak tau ilmunya, ya akan puyeng juga! Ibarat seorang anak SMP diberi soal ujian Matematikanya anak SD, pasti dia bisa menghadapinya dengan santai, sementara anak SD pusing dengan soal yang sama tadi. Bedanya apa? ILMU. 

Ilmu apa? Ilmu tentang Allah, ilmu tentang ridho, ilmu tentang ikhlas, ilmu tentang tawakal. 

Misalnya, kita difitnah habis-habisan di media sosial, sehingga nama baik kita hancur, bisnis kita jadi ludes karena kehilangan pasar, keluarga diolok-olok oleh tetangga kiri kanan, bahkan mungkin akun kita sampai direport oleh orang yang entah siapa kita tidak tau. Namun jika kita tau ilmunya, yaitu bahwa orang yang difitnah, atau dighibah saja, itu sudah mendapatkan banyak kebaikan; yaitu dia akan mendapat pahalanya orang yang mengghibahinya, bahkan kesalahan-kesalahannya juga berpeluang untuk ditransfer kepada orang yang "ngrasani" dia dari belakang. Semakin banyak yang memfitnahnya, mengghibahnya, justru semakin Allah bersihkan dirinya dari dosa, semakin Allah tambahkan untuknya pahala. 

Lihat, ini karena ada ilmu. Coba kalau tidak ilmu tentang hal itu. Bisa-bisa, akan semakin banyak kasus bunuh diri karena kasus bullying seperti ini di media sosial. Maka kembali : perbedaan orang yang bisa tenang saat menghadapi masalah, dan yang kusut/kalut saat berhadapan dengan masalah adalah dia tahu ilmunya, atau tidak. 

Makin tau ilmunya, makin kita lebih mudah menghadapi masalah, dan kita lebih mudah berbahagia. Happy habits! Betul? Makanya, yang harus kita lakukan ya itu : belajar terus. Jangan putus. Membangun kebiasaan belajar, terutama belajar agama, akan membuat kita menjadi orang yang semakin bahagia; sebab kita semakin mengenal Rabb kita dan kita semakin punya banyak bekal ilmu untuk menghadapi berbagai masalah di kehidupan kita. 

Oke, lalu, apa lagi yang bisa kita lakukan, saat berhadapan dengan masalah?

1. Jangan putus asa

Pernah putus asa, tidak? Tentu pernah. Namun, coba perhatikan dulu nasehat Ulama berikut, disebutkan dalam kitab Hilyatul auliya', "Sesungguhnya manusia, jika manusia selalu membesarkan sebuah perkara, niscaya mereka tidak akan pernah beramal dalam agama, dan tidak pernah menghasilkan prestasi di dunia". Lihat, orang yang punya sifat ini, jika mendapati sedikit saja halangan, maka dia akan langsung mlempem. Seorang muslim harus punya sifat ini, terutama jika kita ingin masuk surga, yang tidak sembarang surga; surga firdaus, dan masuknya pun tanpa hisab. 

2. Ridho pada takdirnya

Seringkali masalah yang datang terus menerus, lalu kita merasa begitu berat, hingga tidak sanggup, adalah bukan karena beratnya masalah itu sendiri. Melainkan karena kita belum ridho dengan ketetapan Allah atas kita, dengan diberikannya kita masalah itu. Kuncinya satu, yaitu kita belum mengenal Rabb kita. Kita tidak paham bahwa Rabb kita lebih besar dari masalah kita, kita belum menyadari sepenuhnya bahwa masalah itu diberikan oleh Allah bisa jadi sebagai penebus dosa-dosa kita, atau bisa juga untuk mengangkat kita ke derajat lebih baik 


3. Minta pertolongan pada Allah

Orang-orang musyrikin ketika mendapati kesulitan, mereka seketika lupa sesembahan mereka di darat dan mereka hanya ingat pada Allah, dan mereka hanya meminta pertolongan pada ALlah. Apalagi kita, sebagai seorang muslim semestinya harus paham bahwa meminta pertolongan pada ALlah ketika sulit adalah sesuatu yang lebih ditekankan lagi, ketimbang saat berada di masa lapang. 

Seseorang yang tengah berada dalam kesulitan, pada asalnya, akan ingat orang yang paling dekat dengannya. MIsalnya anak kecil yang kesulitan, yang dipanggil adalah ibunya, ayahnya. Begitu juga dengan seorang hamba, yang punya keyakinan mantap bahwasanya Allah adalah Dzat yang paling dekta dengannya, tentu dia akan seketika meminta pada Allah. 

Orang yang di saat sulitnya saja lupa meminta pada Allah, maka dia nanti ketika di masa lapang akan lebih mudah lupa pada Allah. 

Allah berfirman, "Ingatlah ketika kalian meminta pertolongan pada Rabb kalian, lalu Rabb kalian memberikan pertolongan pada kalian.". Maka mengapa kita masih juga meminta pertolongan pada selain Allah. Yuk, bangun kebiasaan berdoa pada Allah, pada setiap apapun kondisi yang kita hadapin, khususnya ketika kita berada dalam kesulitan. Kebiasaan berdoa kepada Allah ini, akan membuat hidup kita lebih tenang, lebih bahagia. Happy habits, okeee...

4. Andalkan kekuatan Allah, bukan mengandalkan yang lain. 

Setiap mengalami masalah atau hal yang menjadikan diri kita gundah, jangan terbiasa mengikuti pemikiran yang berkembang di masyarakat awam, seperti cari makhluk, telepon orang, dans eterusnya. Kenapa tidak menghubungi Allah terlebih dahulu? Makhluk yang kita cari tadi, bisa jadi sedang tidur, atau sedang punya masalah sendiri, sehingga tidak bisa membantu kita. Latihlah hal ini. Bahkan sampai pada urusan mengadukan masalah kita, sekecil apapun. 

Nabi Ya'kub mengadukan segala kesedihan dan kegundahannya kepada Allah. Sebab mengeluh pada manusia itu banyak kurangnya. Manusia lebih banyak punya gundah, manusia juga tidak banyak yang bisa mneyelsaikan masalahnya, terbatas kemampuannya. Bersandar pada manusia itu seperti kita bersandar pada makhluk lemah yang juga dirinya sendiri tak bisa diselesaikan seluruh masalahnya. Meminta manusia pasti penuh keterbatasan, Sekali dua kali diminta, tidak masalah; namun jika terus terusan kita minta pasti dia akan jenuh, dan menolaknya. Sedangkan jika kita meminta pada Allah? Tidak ada habisnya. Kekuasaan Allah tidak terbatas. 

Salah satu nama Allah yang indah adalah Ash Shomad, artinya semua makhluk menghadapkan segala kebutuhan, permintaan mereka, keapda Allah, sebab ketika kita mengingat sifat-sifat sempurnanya Allah, maka kita pun ingat bahwa segala yang kita inginkan, kita butuhkan pasti bisa dipenuhi oleh Allah Subhaanahu wa ta'ala. 

5. Ikhtiar di jalan Allah, on the track

Taqwa adalah kunci menyelesaikan seluruh persoalan. Ada lebih dari 200 ayat yang membicarakan ketaqwaan. Ayat menarik di surat Ath Tholaq 2-5, menyebutkan fadhilah tentang taqwa : 

  • Allah akan jadikan makhroja. Makhroj adalah seseorang lelaki yang sedang berjalan di jalan sempit sekali, kemudian dia tiba tiba menemukan titik terang, jalan keluar, dan di hadapannya adalah lapangan luas. Makhroj adalah transisi antara jalan sempit tadi kepada lapangan luas. Saat kita haji, jalan darurat disebut makhroj. Di ayat ini, disebutkan makhroja : jalan keluar masalah yang dihadapi, yang sangat lapang, luas. 
  • Allah akan berikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Rizki ini bukan melulu harta ya, tapi banyak hal, lebih banyak. Kita masih bisa melihat, mendengar, itu semua rejeki. Allah memberikan rejeki (semua kebutuhannya - yang bisa membuat roda kehidupannya berputar) dari arah yang tidak disangka-sangka. 
  • Allah akan jadikan "makhroja" di ayat kedua itu MUDAH. Misal tanpa cobaan, tanpa kesulitan, udah datang jalan keluarnya

6. Istikhoroh, minta Allah pilihkan yang terbaik

Kecewa dengan pilihan Allah seringkali terjadi, padahal kita sudah melakukan istikhoroh itu berkali-kali. Kita yang meminta untuk dipilihkan yang terbaik, namun kita juga yang protes saat pilihan yang Allah tetapkan bukanlah yang kita inginkan. Seringkali, kebaikan yang akan kita dapat dari pilihan Allah itu baru bisa kita saksikan setelah berbulan-bulan, atau bertahun-tahun selanjutnya. Sebagaimana ketika kita menyaksikan suatu pertandingan bola, bisa jadi satu kesebelasan menang 6-0 di awal, ternyata di babak kedua nilai dibalikkan jadi 7-6, dan kesebelasan itu kalah di akhirnya.

Demikian beberapa kiat untuk menyikapi suatu permasalahan. Semoga beberapa kebiasaan yang perlu kita lakukan, seperti dijabarkan di atas, bisa membuat hidup kita lebih bahagia. 


Sumber 
Pic : pexels.com
Referensi Kajian Ustadz : Channel Yufid TV

Comments

Popular posts from this blog

Terlalu Banyak Alasan #Day1

Alasan Tidak Bahagia