Posts

Tentang Niat #Day5

Image
Niat akan menentukan bahagianya kita atas sesuatu yang sedang/telah dikerjakan. Niat menentukan apakah kita tetap tenang, atau kecewa saat tanggapan tak sesuai harapan. Niat pun menentukan keberlangsungan apa yang tengah kita perjuangkan.  Niatmu apa? Mengapa niat bisa membuat seorang bahagia, tenang dan tetap istiqomah dalam kebaikan? Mengapa juga sebaliknya : niat bisa membuat seseorang sedih, kecewa dan mudah putus asa dalam perjuangannya. (Curhat ibu.com) Ketika kita melakukan sesuatu "karena manusia" maka sudah dipastikan kita mudah tidak merasa bahagia. Bukankah pada dasarnya setiap kita itu suka kalau mendapat penghargaan dari manusia? Sekedar dipuji, atau diberikan ucapan terimakasih. Sayangnya, tidak semua manusia pandai menghargai. Banyak yang hanya bisa mengeluarkan celaan atas prestasi orang lain. Itulah mengapa, kalau kita meniatkan perbuatan hanya karena manusia : kita mudah tidak bahagia. Sebab kita tidak mendapat apa yang kita harapkan : penghargaan yang semes

Bekerjalah Kamu #Day4

Image
Sebuah ayat yang meminta kita untuk terus ikhtiar, beramal, "bekerjalah kamu, maka Allah, rasul dan orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu." Wajar jika setiap kita ada keinginan untuk dihargai. Ya, setiap manusia ingin dihargai, atas apa yang dikerjakannya. Sayangnya, tidak setiap orang pandai menghargai orang lain. Bahkan, terkadang kita pun tidak bisa menghargai diri kita sendiri.  Masalah penghargaan ini cukup merepotkan jika membuat kita enggan beramal. Beramal dengan harapan beroleh imbalan puji atau materi dari siapa yang diinginkan dari niatnya. Kita bersedekah dengan harap mendapat pengembalian lebih banyak dari harta yang kita sedekahkan. Boleh koq, kita mengharap imbalan dari Allah, sebagaimana janji Allah untuk mengembalikan berkali lipat harta yang kita sedekahkan. Namun, apakah "sekedar" pengembalian duniawi yang kita harapkan? Tidakkah kita menginginkan pengembalian yang lebih besar, kelak di akhirat? Begitu juga perihal lainnya : beramal kebaika

Kebahagiaan Mana Yang Kamu Cari? #Day3

Image
Kita seringkali mencari sumber kebahagiaan dari perkara yang mudah sekali lenyap setelahnya. Misalnya, kita membeli mobil, rumah, harta. Kita kerahkan seluruh kemampuan, daya upaya, guna mencari semua itu. Harapannya satu : agar nanti bahagia di hari tua. Sementara, kita tidak pernah tau umur akan berakhir di angka berapa. Sementara, kita tau bahwa di kubur nanti hanya berbekal kain kafan pembungkus jasad. Sementara, kita tau, bahwa seluruh harta bisa saja Allah hancurkan dalam waktu sepersekian detik saja. Kebahagiaan mana yang kamu cari? Apakah kamu ingin rumah mewah bertingkat, dengan hiasan berlapis perak dan emas di mana mana? Atau mobil mentereng, mulus tidak ada duanya. Atau perusahaan yang tersebar di seluruh negeri, bahkan merajai persaingan internasional? Lalu menganggap : aku akan bahagia jika bisa meraih semua itu.  Tidakkah cukup kita melihat banyak bukti bahwa semuanya itu bukanlah sumber kebahagiaan. Rasanya, tidak mungkin para pemiliki harta dan jabatan itu akan bunuh d

Bahagia dengan Berbagi? #2

Image
Sudahkah kita memiliki kebiasaan berbagi, dalam kehidupan kita? Berbagi apa? Hehe.. Apa saja. Sekedar berbagi senyum pun, Islam memberikan pahala yang besar lho. Ingat tidak, sebuah hadits, Rasulullah menyuruh kita untuk menunjukkan wajah yang berseri, senyum, tatkala bertemu dengan saudara kita. Begitu pentingnya amalan yang rasanya "ringan" dan "remeh" ini ya.  Apalagi, berbagi hal lain, misalnya bisa membantu meringankan beban orang, membantu membiayai kebutuhan sekolah anak yatim. Pemberian ini akan lebih utama jika ditujukan kepada sanak kerabat terdekat kita. Sebab itulah yang diperintahkan. Lingkaran terdekat harus kita perhatikan dulu. Jangan sampai kita sibuk ngurus "anak orang", eh anak sendiri tidak diurusin dengan baik. Padahal kita diperintahkan untuk menjaga diri dan keluarga kita (terlebih dulu) sebelum orang lain.  Termasuk perbuatan berbagi yang bisa mendatangkan kebahagiaan dunia akhirat adalah infak yang kita keluarkan di jalan Allah. We

Terlalu Banyak Alasan #Day1

Image
Setiap kali ada peluang kebaikan hadir di hadapan, kita seringkali mencari-cari alasan untuk tidak mengambilnya. Bahkan, ketika kita sudah memulai suatu proyek kebaikan, kita pun akan membuat alasan untuk menyudahinya begitu saja. Juga, ketika kita dihadapkan dengan rintangan sepanjang perjalanan aktivitas baik itu, kita mudah menyerah lalu mengatakan, "Ah, sepertinya saya tidak bakat untuk menjadi orang baik"  Adakah yang begitu? ALASAN, lagi-lagi itu.  Tanpa dicari, rasanya alasan bisa muncul begitu saja. Namun kalau kita memang bertekad kuat dan bersungguh-sungguh, alasan yang bertebaran tidak akan pernah kita jadikan pembenaran untuk menolak suatu amal kebaikan yang datang.  Setan tidak akan mau kalau kita mendapatkan pahala baik. Tentu, sebab setan punya misi mencari teman untuk dibawa ke neraka. Manusia, jika berbuat baik akan mendapat pahala. Pahala itu akan membuat timbangan kebaikan semakin berat, dan itu artinya : setan GAGAL.  Teringat bagaimana orang-orang munafik

Agar Tidak Sedih Lagi

Image
Kesedihan seringkali mengganggu hari-hari kita. Banyak hal yang melatarbelakangi hal itu. Bahkan orang sudah berkecukupan dalam hal harta kekayaan, kesehatan, kedudukan, keamanan pun, mereka masih seringkali mendapati rasa ini. Jika dibiarkan, bisa menjadi frustasi atau depresi. Sebenarnya, kenapa ya kita mudah sedih, dan apa solusi yang paling manjur mengatasi rasa ini. Well , Allah sudah memberikan resepnya ternyata. Dengan menerapkan resep ini, insyaallah kesedihan itu bisa kita atasi, sekalipun alasan kesedihan itu masih ada di dalam keseharian kita. Ya, namanya juga manusia kan, pasti "sedih" itu ibaratnya menjadi hari-harian kita lah. Tapi, bisakah kita me- manage  nya dengan baik, sehingga tidak mengganggu aktivitas normal kita? Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 122, "Wahai Bani Israil. Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu, dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini (pada masa itu)" Ada kata kunci di sana, yang akan

Terbiasa Hidup Sederhana, Kunci Kebahagiaan

Image
Kita sering merasa, bahwa harta kekayaan, pangkat jabatan, popularitas, maupun jumlah pengikut/follower/subsriber, dan sebagainya sebagai kunci kebahagiaan. Siapa yang kaya raya, maka pasti bahagia. Siapa yang punya jabatan tinggi, sudah pasti tak sengsara. Siapa yang punya follower sampai 1M, maka tak akan lagi mengalami kesedihan karena dikelilingi banyak penggemar.  Sayangnya kita salah. Bahagia bukan pada besarnya kekayaan, tingginya jabatan, atau banyaknya penggemar kita; namun bahagia itu ada ketika hati merasa cukup dengan apa yang Allah karuniakan pada kita. Kita menyebutnya Qona'ah. Merasa cukup.  Maka tak heran, kebiasaan hidup sederhana sangat ditanamkan oleh Nabi kita, juga para sahabat, kepada anak-anak mereka. Kita ambil contoh bagaimana Rasulullah mendidiknya putrinya, Fathimah untuk hidup sederhana.  Pada suatu hari, Hindun binti Hubairah datang ke rumah Rasulullah Saw. Di tangan Hindun ada cincin emas besar. Rasulullah pun menegurnya. Lalu hindun menceritakan kejad

Alasan Tidak Bahagia

Image
Banyak orang mencari sebab mengapa dirinya tidak bahagia. Dia merasa butuh kekayaan untuk bahagia. Sebagian lagi membutuhkan populeritas untuk merasakan rasa itu.  Orang lainnya mengira dengan memiliki banyak anak, atau teman, relasi, mereka akan bahagia. Sebagian pemuda menyangka bahagia jika dia telah berhasil menyabet sekian ratus piala, meraih penghargaan ini dan itu.  Sayangnya, tidak banyak yang kembali kepada alasan haqiqi dari kebahagiaan itu. Bahagia ada di hati. Bahagia ada pada hati orang beriman. Bahagia ada ketika kita mengingat Allah Swt.  Kita terlalu banyak mencari alasan bahagia. Kita terlalu lelah untuk sekedar memutuskan jalan menuju kebahagiaan. Padahal sejatinya, hati kita sudah tertutup dengan urusan dunia, dan segala hingar bingarnya. Makin maraknya media membuat hidup kita diliputi dengan dunia, dunia dan dunia. Makin banyak hati kita diisi dengan dunia, hingga tak lagi ingat bahwa kita akan pergi dari dunia ini. Ya, kita tidak lagi ingat akhirat. Alasannya satu

Biasakan Hal ini, Masalah Akan SELESAI!

Image
Siapa yang tidak pernah mendapat masalah dalam hidupnya? Tentu semua kita pernah mengalaminya. Namun, pernah tidak, kita berada di kondisi tenang, padahal masalah datang bertubi-tubi di dalam kehidupan kita? Sebaliknya, kita pun pasti pernah mendapati masalah "remeh temeh" tapi pusingnya tujuh keliling, seperti orang yang sudah paling menderita sedunia.  Apa yang membedakan keduanya? Yang membedakan adalah pada ILMU. Seberat apapun masalah, jika tau ilmunya, maka tak akan jadi masalah. Seringan apapun masalah, tapi kalau kita tidak tau ilmunya, ya akan puyeng juga! Ibarat seorang anak SMP diberi soal ujian Matematikanya anak SD, pasti dia bisa menghadapinya dengan santai, sementara anak SD pusing dengan soal yang sama tadi. Bedanya apa? ILMU.  Ilmu apa? Ilmu tentang Allah, ilmu tentang ridho, ilmu tentang ikhlas, ilmu tentang tawakal.  Misalnya, kita difitnah habis-habisan di media sosial, sehingga nama baik kita hancur, bisnis kita jadi ludes karena kehilangan pasar, keluarg

Jangan Kecilkan Peranmu, Wahai Wanita!

Image
"Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya, dan Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menshalatkannya." Begitu, sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, tatkala mensholatkan seorang wanita mulia, bernama Ummu Mahjan.  Pertanyaannya, siapa wanita itu? Namanya terasa asing bagi kita, orang awam. Namanya tidak semasyhur Fatimah, Aisyah, Khadijah, para wanita terbaik yang sering disebutkan dalam setiap kali kajian shirah maupun kajian muslimah. Namun, nyatanya, keutamaannya luar biasa. Nyatanya, Rasulullah mendoakan wanita mulia ini agar selamat dari gelapnya alam kubur.  Wanita itu usianya sudah tua. Tubuhnya sudah lemah. Badannya pun berkulit hitam. Satu yang dilakukan : menyapu masjid tempat Rasulullah dan para sahabat mengadakan musyawarah setiap hari. Dia tidak putus asa dengan keterbatasannya. Dia tidak merasa lemah dengan potensi yang "sedikit" yang Allah titipkan. Dia tidak hilang yakin, bahwa Allah pun akan menerima amalan y