Terlalu Banyak Alasan #Day1


Setiap kali ada peluang kebaikan hadir di hadapan, kita seringkali mencari-cari alasan untuk tidak mengambilnya. Bahkan, ketika kita sudah memulai suatu proyek kebaikan, kita pun akan membuat alasan untuk menyudahinya begitu saja. Juga, ketika kita dihadapkan dengan rintangan sepanjang perjalanan aktivitas baik itu, kita mudah menyerah lalu mengatakan, "Ah, sepertinya saya tidak bakat untuk menjadi orang baik" 

Adakah yang begitu?

ALASAN, lagi-lagi itu. 

Tanpa dicari, rasanya alasan bisa muncul begitu saja. Namun kalau kita memang bertekad kuat dan bersungguh-sungguh, alasan yang bertebaran tidak akan pernah kita jadikan pembenaran untuk menolak suatu amal kebaikan yang datang. 

Setan tidak akan mau kalau kita mendapatkan pahala baik. Tentu, sebab setan punya misi mencari teman untuk dibawa ke neraka. Manusia, jika berbuat baik akan mendapat pahala. Pahala itu akan membuat timbangan kebaikan semakin berat, dan itu artinya : setan GAGAL. 

Teringat bagaimana orang-orang munafik selalu mencari alasan tidak ikut berperang, tidak berangkat berjihad bersama Rasulullah dan orang-orang beriman. Banyak ayat Al Quran yang menyatakan hal itu. Mereka baru akan mendatangi Rasulullah setelah perang usai untuk memberikan alasan - yang sekedar basa basi, cari aman. 

Tidak hanya mencari alasan atas dirinya yang tidak berangkat ke medan perang, mereka juga mencari cara menghasut orang mukmin agar tidak berangkat perang. Mereka hembuskan was-was, rasa takut, rasa khawatir; berharap orang beriman semuanya mundur ketakutan. 

Namun, Allah menguatkan tekad orang beriman, menghadapi medan amalan jihad yang mulia itu. 

Ada banyak contoh amalan sehari-hari yang sering kita tunda dengan banyak alasan. 

Alasan itu sebenarnya hanya pembenaran yang kita buat untuk melegalkan rasa malas kita. Alasan itu kita buat sekedar menjadi kalimat yang akan kita sodorkan kepada siapa yang bertanya kepada kita. Alasan itu hanya sebagai pemanis bibir untuk perkataan "tidak" atas sesuatu. Alasan itu kita buat untuk membuat orang lain tetap menyangka kita sebenarnya ingin berbuat baik - sayang tidak bisa karena sekian banyak alasan yang kita temukan. 

Ah, sayang sebenarnya. Masih banyak alasan yang dicari (cari) untuk pembenaran suatu kesalahan atau bahkan pelanggaran yang kita lakukan. Banyak juga alasan kita cari untuk membenarkan perbuatan maksiat yang kita lakukan. Misalnya "ah ini sekedar hiburan", "maaf, sedang khilaf", "bosan ngaji, ingin rehat sejenak", "aku tidak bisa mengelak, karena ini disuruh orang tua", "ah, lingkungan tidak mendukung!", dan lainnya. 

Ya, memang mudah mengumpulkan sekian ratus alasan, jika niatnya membenarkan perilaku, atau ingin menghindar dari ketaatan. Mudah membuat-buat alasan untuk berkata "tidak" atas sebuah ajakan baik. 

Lagi-lagi, ini kerjaan setan. 

Padahal, berbuat baik itu kunci kebahagiaan. Fitrah hati adalah kebaikan. Ketika kita melakukan kebaikan pasti hati merasa bahagia. Bahkan, amalan yang sangat utama pernah disebutkan rasulullah adalah berbuat baik kepada orang lain - memenuhi hajat mereka - memberikan kebahagiaan di hati orang mukmin. 

Jadi, kalau kita ingin bahagia jangan menolak peluang kebaikan yang datang. 

Terimalah, dengan tangan terbuka. Jangan biarkan rasa takut dan was-was setan membuat kita menunda mengambil peluang itu. Jangan biarkan waktu kita habis hanya untuk perkara yang tidak penting. 

Bukankah tanda kebaikan iman seorang muslim adalah meninggalkan perkara yang tidak penting dan bukan urusan kita? Maka ketika diri ini disibukkan dengan kebaikan, niscaya tidak sempat lagi kita melakukan perkara yang tidak baik, juga hal yang sia-sia. 

Jika datang peluang kebaikan itu, ambil, dan mohonlah kepada Allah agar Allah memberikan taufik kepada kita dalam melaksanakan kebaikan itu. 

Barokallahu fiikum :)

#inspirasi dari surat At Taubah 46

#Quranic Lesson Day1


Comments

Popular posts from this blog

Biasakan Hal ini, Masalah Akan SELESAI!

Alasan Tidak Bahagia